Jumat, 24 September 2010

War the FEARNESS

Apa kamu pernah merasakan ketakutan yang hebat? Ketakutan akan hal apapun. Suatu waktu ketika rasa takut menggangguku, aku teringat tulisan ini:
...
*Jangan putus asa bila lain kali seekor gurita memerangkapmu di dasar lautan.Meluncurlah dengan bergerak jungkir balik secara tiba-tiba.Kecuali kamu terbungkus dalam cengkraman satu atau dua tangan kuat yang menakutkan, kamu akan melepaskan diri hanya dengan beberapa luka isapan.

* Ketika kamu naik menuju permukaan, kamu mungkin menjumpai seekor hiu.Jangan panik,pukul saja! Tinjulah sekeras mungkin pada mata dan insangnya.Mereka adalah bagian dari tubuh hiu yang paling sensitif.

*Lakukan cara yang sama terhadap serangan alien.Namun, jaga pikiranmu, mahluk angkasa luar mungkin dapat membaca pikiranmu.

*Walaupun gorila tidak dapat membaca pikiranmu, mereka dapat menguncimu dalam genggaman mereka. Cengkeramannya seperti gembok perak yang dikunci dengan rapat. Satu-satunya harapanmu untuk melarikan diri adalah memukul lengannya. Primata adalah penjaga yang rewel. Mudah-mudahan, sang gorila akan mengartikan tindakanmu sebagai sebuah perawatan spa.

...

Kita semua memiliki hal tersebut : situasi dari rasa putus asa yang memuncak.
Itulah mengapa "The Complete Worst Case Scenario Survival Handbook" telah menjadi sukses.
Berkat buku tersebut, sekarang aku tahu bagaimana reaksi terhadap cengkeraman gorila atau penculikan alien.
Kejadian-kejadian seperti itu tipis kemungkinannya terjadi, namun, aku jadi tidak bisa tidur karenanya.
Aku tetap terjaga merenungkan kemungkinan suram lainnya.

Bertambah tua adalah satu hal. Pikiran akan bertambah tua tidak memusingkanku. Aku tidak keberatan kehilangan masa muda, rambut, ataupun gigiku.
Tetapi memikirkan akan kehilangan pikiranku?
Mengerikan.
Mengunjungi sebuah unit Alzheimer adalah suatu hal yang mengganggu.
Orang tua dengan rambut perak menatap hampa ke angkasa, menanyakan pertanyaan dalam ketidakwarasan.
Aku tidak mau berakhir seperti itu.
Apa ketakutan terburukmu?

Yang aku tahu, jarak antara berhati-hati dan ketakutan itu sangat tipis.
Aku harus mengatakan sedikit tentang rasa takut. Itu adalah lawan kehidupan yang sesungguhnya. Hanya takut yang dapat mengalahkan hidup. Rasa takut itu tidak memiliki tindakan yang baik, tidak menghormati hukum atau kebiasaaan, tidak menunjukkan belas kasih. Rasa takut itu datang pada titik terlemahmu, dimana rasa takut itu ditemukan dengan tanpa meringankan kesalahan.

Rasa takut itu selalu dimulai dari pikiranmu.
Suatu saat kamu merasa tenang, menguasai diri, bahagia. Kemudian ketakutan menyamar dalam bentuk sedikit keraguan yang tersamar.Rasa ragu bertemu dengan ketidakpercayaan dan ketidakpercayaan mencoba untuk mendorongnya keluar.Kamu menjadi cemas semakin lemah, terombang-ambing.Kegelisahanmu menjadi rasa takut.
Dengan cepat kamu membuat keputusan yang terburu-buru.
Kamu melewatkan sekutu terakhirmu : Pengharapan dan kepercayaan.
Menurutku selain berdoa, itu satu-satunya cara untuk menghilangkan ketakutanmu.

"every person have they own story. cause life should be an adventure.so lives your lifes with a great adventures and made an exciting stories"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar